
Dalam kerangka mewujudkan Indonesia Incorporated (Indonesia Inc), yang merupakan sebuah visi besar untuk membangun kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menuju kemajuan nasional yang terintegrasi, sektor infrastruktur menempati posisi yang juga sangat strategis.
Infrastruktur bukan sekadar urusan teknis membangun jalan atau jembatan, tetapi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, konektivitas sosial, dan pemerataan pembangunan. Ada sejumlah alasan mengapa infrastruktur menjadi salah satu pilar mewujudkan Indonesia inc. Beberapa alasan tersebut, diantaranya adalah, karena infrastrukur sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur berfungsi sebagai urat nadi kegiatan ekonomi.
Infrastrukur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan jaringan digital memungkinkan arus barang, jasa, dan informasi bergerak lebih efisien. Negara dengan infrastruktur kuat akan lebih kompetitif dalam menarik investasi, mempercepat logistik, dan menurunkan biaya distribusi.
Infrastruktur juga sebagai pemersatu wilayah. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, olehkatrena itu, Indonesia membutuhkan konektivitas fisik dan digital untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah. Infrastruktur yang merata akan membuka akses wilayah terluar, tertinggal, dan perbatasan sehingga memperkuat integrasi nasional.
Infrastruktur menjadi pendorong inklusi dan kesejahteraan. Akses air bersih, listrik, pendidikan, dan layanan kesehatan semua bergantung pada infrastruktur yang memadai. Dengan infrastruktur yang baik, kualitas hidup masyarakat meningkat, terutama di daerah yang sebelumnya terisolasi.
Selain itu, infrastrukur juga menjadi pondasi untuk digitalisasi dan transformasi ekonomi. Dalam era Revolusi Industri 4.0 dan ekonomi digital, infrastruktur teknologi seperti jaringan internet berkecepatan tinggi menjadi kunci transformasi sektor industri, pertanian, pendidikan, hingga pelayanan publik.
Tantangan Pembangunan Infrastruktur
Meskipun penting, pembangunan infrastruktur di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan besar, beberapa diantaranya yakni: Pendanaan yang masif. Kebutuhan pembiayaan infrastruktur jauh melampaui kapasitas APBN. Hal ini menuntut keterlibatan sektor swasta dan skema kreatif seperti Public-Private Partnership (PPP).
Pembangunan infrastrukur membutuhkan koordinasi antarlembaga. Pembangunan infrastruktur sering kali terkendala oleh tumpang tindih kewenangan dan kurangnya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Masalah Lahan dan Perizinan. Pembebasan lahan menjadi salah satu hambatan klasik yang memperlambat proyek-proyek strategis nasional.
Kualitas dan Ketahanan Infrastruktur. Pembangunan yang cepat harus diimbangi dengan mutu yang baik agar tidak menjadi beban jangka panjang.
Sinergi Lintas Sektor: Kunci Keberhasilan
Untuk mewujudkan Indonesia Incorporated melalui sektor infrastruktur, dibutuhkan sinergi dari semua pemangku kepentingan: Pemerintah Pusat: Menyediakan regulasi yang mendorong investasi, insentif fiskal, dan kepastian hukum.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Menjadi katalisator dengan kapasitas finansial dan teknis yang dimiliki. Swasta: Turut berpartisipasi dalam pendanaan dan pengelolaan proyek dengan skema yang sehat dan menguntungkan.
Masyarakat: Dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengawasan agar proyek sesuai dengan kebutuhan riil dan minim konflik sosial. Akademisi dan Lembaga Riset: Memberi kontribusi dalam desain kebijakan, teknologi tepat guna, dan analisis dampak.
Peran Strategis Pemerintah Daerah
Untuk kemajuan infratrukur, pemerintah daerah (pemda) memegang peranan penting dalam eksekusi dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Pemerintah daerah, berperan tinting seperti melakukan pemetaan kebutuhan lokal. Pemda memiliki pemahaman kontekstual atas kebutuhan wilayahnya, sehingga mampu menyusun prioritas infrastruktur yang relevan dan berdampak langsung.
Pemda juga mesti melakukan penyederhanaan perizinan dan regulasi daerah. Pemda dapat menjadi fasilitator utama dalam mempercepat proses perizinan dan penyelesaian sengketa lahan.
Selain itu, Pemda mesti menciptakan kemitraan lokal. Pemda bisa membentuk kemitraan dengan BUMD, koperasi, dan pelaku UMKM dalam pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur lokal.
Mengintegrasikan RPJMD dengan Proyek Nasional
Sinergi antara rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan proyek strategis nasional perlu diperkuat agar arah pembangunan sejalan dan saling memperkuat.
Menjadikan infrastruktur sebagai pilar utama Indonesia Incorporated adalah langkah strategis untuk memperkuat daya saing nasional, menciptakan konektivitas antarwilayah, dan mendistribusikan kesejahteraan secara merata.
Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada sinergi lintas sektor serta keberanian melakukan reformasi struktural dan birokrasi. Pemerintah daerah memiliki posisi vital dalam proses ini — bukan hanya sebagai pelaksana, tetapi sebagai penggerak perubahan yang memahami denyut nadi masyarakat di wilayahnya.
Mewujudkan Indonesia Incorporated bukan sekadar mimpi, melainkan proyek kebangsaan yang memerlukan kerja bersama, visi jangka panjang, dan keteguhan dalam membangun fondasi yang kokoh: infrastruktur.